Social Icons

Rabu, 23 September 2015

KAJIAN KEPUTRIAN "Mengaitkan Kepribadian dengan Golongan Darah, Apakah Termasuk Syirik?"

KAJIAN KEPUTRIAN 
"Mengaitkan Kepribadian dengan Golongan Darah, Apakah Termasuk Syirik?"


Assalammu'alaykum warahmatullah..
Jum’at (18/9), Kajian keputrian kali ini mengangkat tema yang sedang hangat dibicarakan saat ini, yaitu “Mengaitkan Kepribadian Dengan Golongan Darah, Apakah Termasuk Syirik?”.
Sebelumnya, perkenalkan dahulu, materi kajian keputrian kali ini disampaikan oleh Nadia Eka Rahmayanti. Mbak Nadia adalah Ketua Lembaga Eksekutif Mahasiswa (LEM) Fakultas Psikologi UGM 2015. Yuk kita masuk ke materinya!
Mengaitkan Kepribadian Dengan Golongan Darah, Apakah Termasuk Syirik?” berdasarkan tema tersebut, ada tiga hal yang harus kita pahami terlebih dahulu, yaitu syirik, kepribadian, dan penggolongan darah.
Nah kita mulai dari kata syirik. Syirik adalah perbuatan apapun yang membatalkan syahadat. Syirik terbagi menjadi dua, yaitu syirik besar dan syirik kecil.
Lanjut mengenai kepribadian. Secara teoritis, kepribadian manusia dipengaruhi oleh nature (biologis, genetik) dan lecture (lingkungan). Nature itu menjadi sebuah hal yang merupakan potensi, bukan mutlak. Ketika ia terpapar lingkungan, hal itu bisa saja berubah. Perbadingan nature dan lecture tidak ada yang pasti, tetapi yang lebih penting bagaimana nature dan lecture membentuk kepribadian manusia. Hal ini bisa sedikit banyak dikaitkan dengan golongan darah karena itu suatu bagian dari nature. Sedikit banyak yang bisa memengaruhi tingkah laku adalah dari hormon.
Seperti yang kita ketahui, penggolongan darah yang umum digunakan saat ini adalah penggolongan darah berdasarkan jenis antigen yang terkandung dalam darah, yaitu golongan darah ABO dan Rhesus. Mulanya, darah digolongkan oleh Carlon Stainer berdasarkan protein dan antigen dalam golongan darah, tetapi pengaruhnya terhadap hormon belum jelas. Pada zaman perang di masa Hitler, pengaitan penggolongan darah dengan kepribadian dilakukan karena mengandung unsur politis. Setelah diteliti, diketahui bahwa orang Jerman saat itu kebanyakan adalah orang dengan golongan darah A dan O. Kemudian dibuat karakter orang-orang dengan golongan darah A dan O memiliki karakteristik yang baik. Sedangkan orang Asia kebanyakan memiliki golongan darah B dan AB sehingga karakter golongan darah tersebut dijelek-jelekkan. Hal ini menimbulkan pertanyaan, apakah karakter yang “menempel” pada golongan darah ada karena faktor biologis atau hanya sugesti dari apa yang kita baca?
Dalam 15 tahun terakhir ada banyak yang membahas tentang karakter dari golongan darah namun sudah mulai “meredup” dalam 5 tahun terakhir. Setalah melalui waktu yang lama, akhirnya disimpulkan bahwa tidak ada hubungannya antara kepribadian dan golongan darah.
Ada satu artikel yang membahas bahwa percaya pada golongan darah adalah sama hukumnya dengan percaya pada zodiak. Itu berarti percaya pada golongan darah termasuk perbuatan syirik. Walaupun hanya ada satu artikel, alangkah baiknya jika kita memilih menghindari dan berhati-hati hal itu. Kita harus belajar lebih dalam mengenai hal tersebut.
Nah itu adalah secarik materi yang telah disampaikan oleh Mbak Nadia, semoga dari penjelasan di atas kita dapat memperoleh ilmu dan manfaat serta terhindar dari perbuatan dosa.
Wassalammu'alaykum warahmatullah.. (Ry) smile emoticon(R

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungan Saudara ke blog KAMMUS FKG UGM ini, semoga silaturahmi tetap terjaga
 
 
Blogger Templates