Social Icons

Selasa, 27 Oktober 2015

SHOLAT ISTISQA di FKG UGM


Indonesia kini telah mengalami kemarau berkepanjangan. Sudah lebih dari enam bulan, hampir seluruh daerah di Indonesia tidak terjadi hujan. Bahkan sebagian daerah mulai terjadi kekeringan sumber air. Tidak hanya itu, di wilayah Sumatra dan Kalimantan terjadi kebakaran hutan yang menyebabkan kabut asap selama sebulan. Kebakaran hutan yang hanya bisa dihentikan dengan hujan yang turun cukup deras. Namun, kemungkinan hujan baru akan turun dipertengahan Desember.

Oleh karena itu, sebagai bentuk kepedulian kita terhadap bencana kekeringan dan kabut asap yang melanda daerah-daerah di Indonesia, FKG UGM menggelar sholat istisqo’ pada senin lalu (26/10). Sholat dilaksanakan selepas sholat ashar di halaman rumput mushola al-ikhsan, FKG UGM. Sholat di imami oleh ustad Andi Alif, LC.

Sholat yang dilaksanakan dua rakaat dengan tujuh kali takbir di rakaat pertama dan lima kali takbir di rakaat kedua usai dan dilanjutkan dengan khotbah sambil beristifar sebanyak-banyaknya.

Dalam khotbah tersebut, ustad Andi Alif menyampaikan beberapa pesan. Sesungguhnya kerusakan yang terjadi di muka bumi adalah karena ulah manusia, dan Allah akan menurunkan keberkahan bagi sebuah kaum yang beriman dan taat kepada Allah swt. Selain itu, walaupun musibah kekeringan dan kebakaran hutan tidak terjadi di daerah Jogjakarta, tetapi sebagai umat muslim sudah sepantasnya kita memikirkan dan menolong saudara seiman kita, dan salah satu bentuk kepedulian kita terhadap muslim lain yang tengah mengalami musibah adalah dengan menggelar sholat istisqa’ ini.


Selanjutnya, semua jamaah sholat istisqo menundukkan kepala sambil beristigfar sebanyak-banyaknya sambil berdoa memohon keberkahan dari Allah swt. Sesungguhnya, Allah adalah satu-satunya tempat kita meminta dan berserah diri. Semoga doa kita dapat meringankan saudara-saudara seiman yang saat ini melanda mushibah. (Fi)

Jumat, 16 Oktober 2015

Kajian Rutin "Masih Ragu untuk Jujur?"

Tashdiq merupakan parameter terlemah dari keimanan seseorang. Ketika seseorang sudah ber-Tashdiq, artinya ia telah membenarkan aturan Allah secara mutlak. Membenarkan segala aturan Allah tanpa keraguan. Salah satu kisah yang menggambarkan sifat tashdiq ini adalah kisah tentang abu bakar r.a. yang membenarkan dengan yakin tanpa keraguan peristiwa isro’ mi’roj yang dialami rasulullah. Jujur juga merupakan bagiandari tashdiq, dengan jujur berarti kita telah menempatkan kebenaran diatas kebaikan. Jujur disini, bukan melulu tentang perkataan dan perbuatan terhadap orang lain, melainkan jujur terhadap hati dan diri kita sendiri. Sebagai contoh, suatu hari di suatu madrasah sedang diadakan ujian, lalu semua siswa mulai mengerjakan ujian, ditengah tengah ujian ternyata salah seorang siswa ketahuan menyontek oleh sang guru. Tidak marah, sang guru bertanya “bagaimana perasaanmu jika nilaimu yang kau dapat dari mencontek ini masuk ke raport?” siswa itu hanya diam. Sang guru kembali bertanya “bagaimana jika nilaimu yang masuk ke raport ini kau gunakan untuk melamar pekerjaan?”, siswa itu kembali hanya diam. “bagaimana jika dengan nilai hasil mencontekmu ini kau berhasil mendapat pekerjaan?”, siswa itu mulai bergeming. Sang guru menambahkan, “lalu bagaimana perasaanmu jika kau berhasil mendapatkan uang dari pekerjaanmu itu, lalu kau berikan untuk menafkahi keluargamu?”. Tanpa banyak bicara siswa itu meminta maaf kepada sang guru, lalu dia memohon ampun kepada Allah swt. Dari kisah tersebut dapat kita ambil pelajaran bahwasannya dengan berbuat satu perbuatan tidak jujur maka kita telah membuat jalan yang akan melewati perbuatan perbuatan tidak jujur lainnya. Hal ini bukan hanya tentang perbuatan tidak jujur kepada orang lain namun juga diri kita sendiri. 
Terima kasih atas kunjungan Saudara ke blog KAMMUS FKG UGM ini, semoga silaturahmi tetap terjaga
 
 
Blogger Templates