Social Icons

Sabtu, 25 Januari 2014

Pemuda Muslim dan Indonesia

Pemuda Muslim dan Indonesia

Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang mengajak kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, dan itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. 3 : 104)



Pemuda

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata “pemuda” dapat diartikan sebagai orang yang masih muda atau orang muda. Menurut Ridwan, “Pemuda ialah mereka yang dimanapun, dalam situasi bagaimanapun, selalu bersemangat, berfikir tentang bagaimana mengubah yang buruk menjadi yang baik, mencontoh dan memahamkan yang benar, dan selama proses tersebut mereka sendiri tetap berproses menjadi lebih baik. Terlepas dari berapapun umur mereka, mereka layak disebut pemuda.”[1]

Sepanjang sejarah Indonesia, pengertian pemuda berubah dari masa ke masa. Pada masa awal pergerakan nasional, pemuda diartikan sebagai kalangan terpelajar, baik para pelajar sekolah menengah, maupun pelajar sekolah tinggi yang mendapat pendidikan Barat, tinggal di kota, dan mengenyam kebudayaan Barat melalui pendidikan. Mereka datang dari kalangan priyayi, menengah dan rendahan. Mereka inilah yang menjadi motor penggerak tumbuhnya pergerakan nasional.


Pada tanggal 20 Mei 1908, dr. Wahidin Sudirohusodo dan juga para pemuda pelajar STOVIA (School tot Opleiding voor Indische Artsen) bersama-sama mendirikan suatu perkumpulan yang merupakan organisasi moderen pertama di Indonesia. Organisasi tersebut dikenal dengan nama Budi Utomo dengan Dr. Soetomo sebagai ketuanya. Tujuan dari dibentuknya perkumpulan pemuda tersebut tak lain adalah untuk memajukan pendidikan dan meninggikan martabat Indonesia, karena mereka percaya ditangan pemuda-lah harapan akan kebangkitan Indonesia itu tergenggam erat.

“Berikan 10 orang pemuda dan aku akan mampu memindahkan sebuah gunung dan berikan aku 100 orang pemuda maka aku akan dapat menggerakkan dunia” pernyataan populer tersebut ditegaskan Bapak Proklamator Republik Indonesia Bung Karno mengenai arti pentingnya posisi pemuda.

Sebegitu besarnya kah peran pemuda dalam kebangkitan bangsa ini ?

Pemuda Dalam Pandangan Islam

Islam memberikan perhatian khusus kepada para pemuda. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda dalam hadits Abdullah bin Mas’ud Radhiallahu ‘Anhu,
 “Tidak akan beranjak kaki anak Adam pada Hari Kiamat dari sisi Rabbnya sampai dia ditanya tentang 5 (perkara) : Tentang umurnya dimana dia habiskan, tentang masa mudanya dimana dia usangkan, tentang hartanya dari mana dia mendapatkannya dan kemana dia keluarkan dan tentang apa yang telah dia amalkan dari ilmunya”. (HR. At-Tirmidzi)

Selain menunjukkan bahwa Islam sangat memperhatikan usia muda dan para pemuda, hadits di atas jelas menunjukkan bahwa masa muda merupakah salah satu nikmat terbesar yang akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah. Hendaknya setiap pemuda, baik laki-laki maupun perempuan, melaksanakan hak dan kewajiban yang telah diatur dalam syari’at dan meniatkan segala usahanya hanya untuk beribadah kepada Allah. Seperti yang kita ketahui bahwa terdapat semangat yang begitu membara yang terpatri dalam jiwa setiap pemuda. Namun itu semua tergantung dari masing-masing individu, apakah akan menggunakan semangat tersebut untuk berjuang dijalannya sehingga berbuah syurga atau justru sebaliknya.

Pemuda Islam adalah pemuda yang dengan gagah berani bertarung dan setia berdakwah demi kejayaan Islam. Salah satu profil pemuda Islam yang terkenal di masa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihu Wa Sallam adalah Mus’ab bin Umair Radiyallahu Anhu. Kala syiar Islam datang untuk pertama kalinya, Mush’ab yang masih muda pada saat itu segera memeluk Islam karena kecerdasan, kemampuan, kebaikan dan talentanya yang luar biasa. Pada masa awal syiar Islam, Mush’ab mengabdikan diri sepenuhnya untuk membela agama Islam.

“Kamu adalah sebaik-baik umat yang dilahirkan untuk manusia, kamu menyuruh (berbuat) yang ma’ruf dan mencegah yang munkar, kamu beriman kepada Allah; dan sekiranya Ahli Kitab itu beriman, niscaya akan lebih baik bagi mereka; diantara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS. : 110)

Kabar Pemuda (dan) Indonesia Saat Ini

Negara Indonesia merupakan negara dengan jumlah populasi terbesar keempat di dunia, yakni dengan jumlah penduduk lebih kurang 250.000.000 jiwa. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil sensus penduduk Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2010, menyebutkan bahwa 88,1% persen dari penduduk Indonesia secara keseluruhan adalah beragama Islam. Berarti sebanyak lebih kurang 207.176.162 jiwa penduduk Indonesia adalah Muslim. [2]

Indonesia, yang termasuk ke dalam Negara bagian timur, tak terlepas dari nilai-nilai ke-timur-an yang terkenal dengan budaya sopan santunnya, mulai dari berperilaku, berpakaian, berbicara, dan aspek perikehidupan lainnya. Namun sayangnya, nilai-nilai tersebut seakan luruh seiring berkembang pesatnya zaman. Budaya tersebut kini terasa terasingkan karena tergantikan oleh tenarnya budaya kebarat-baratan yang lebih dibangga-banggakan oleh penduduk Indonesia kini.

Saat ini ada fenomena baru di negara kita. Para remaja Indonesia, baik putra maupun putri sedang demam salah satu grup penyanyi Indonesia ala Korea–girlband, JKT48. Beberapa menamakan diri mereka sebagai “WOTA” (sebutan untuk fans JKT48). Selain masih muda dan berwajah jelita, mereka  juga multitalented, tak heran jika remaja kita mengidolakannya bahkan sampai memimpikan untuk memiliki pasangan seperti salah satu dari personel mereka (JKT48,-pen)

Sangat disayangkan ketika para pemuda yang diharapkan dapat membawa Indonesia menjadi Negara yang unggul, justru sibuk sendiri mementingkan nafsu duniawinya –terbuai dalam kenikmatan semu, berbuat sesuai kehendaknya, bersikap tak acuh pada lingkungan sekitar dan tak peduli atas apa yang terjadi di negerinya. Lantas, kalau sudah seperti ini bagaimana nasib Indonesia kedepannya ?

“…Hai manusia, sesungguhnya (bencana) kezalimanmu akan menimpa dirimu sendiri; (hasil kezalimanmu) itu hanyalah keni′matan hidup duniawi, kemudian kepada Kami-lah kembalimu, lalu Kami kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. 10 : 23)

Bagaimana Pemuda Muslim Bertindak untuk Bangsa ?

Sosok pemuda mempunyai nilai sejarah tersendiri. Peran pemuda Indonesia senantiasa ada pada lini terdepan dalam sejarah bangsa. Kebangkitan Nasional 1908, Sumpah Pemuda 1928, Proklamsi Kemerdekaan RI 1945, Perubahan dari Orde Lama ke Orde Baru 1966, dari Orde Baru ke Orde Reformasi 1988. Bahkan masyarakat Internasional menyadari arti penting dan nilai strategis pemuda sebagai agen perubahan (agent of change) dalam pembangunan bangsa.

Seorang pemuda muslim kini dirindukan kehadirannya, yakni pemuda dinamis yang senantiasa menegakkan syari’at-syariatnya, menauladani Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wa Sallam  yang merupakan sosok suri tauladan sempurna. Generasi awal Islam terkenal dengan ketangguhannya dalam membela Agama, berkaca pada kehidupan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wa Sallam, serta kisah para sahabat dan pahlawan Islam yang lainya. Mereka yang berperang di jalan Allah. Mereka yang mati, meneteskan peluh dan darahnya untuk membela Agama karena Allah. Dijanjikan atas mereka surga oleh Allah, bahkan orang-orang yang gugur dijalan Allah dimuliakan dengan hidup di sisi Tuhannya.

”Dan barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul (Muhammad), maka mereka bersama-sama orang-orang yang diberi nikmat oleh Allah atas mereka dari para nabi, shiddiqin[3], syuhada[4], dan orang-orang saleh; dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya” (QS. 4 : 69)

Menjadi pemuda muslim seharusnya tidak hanya berkutat pada “dunia-nya” sendiri—sibuk memikirkan kehidupan dunia dan akhiratnya pribadi. Akan tetapi, pemuda muslim ialah mereka yang peka dan peduli akan keadaan di sekitarnya, berpegang teguh pada pendiriannya sebagai seorang muslim, dan senantiasa menegakkan syari’atNya dimanapun ia berada. Pemuda muslim yang dinamis adalah ia yang mampu melawan hawa nafsunya, bersemangat melawan kebodohan, berdiri tegak melawan kemaksiatan, berperang terhadap fitnah-fitnah dan ideologi-ideologi yang melawan Islam, mengajak kepada yang baik dan menjauhi yang buruk, semuanya ikhlas karena Allah.

Bagaimana cara kita–sebagai pemuda muslim– untuk memajukan Indonesia? Jawabannya adalah dengan berpegang teguh diatas sunnah-Nya. Islam mengharuskan kita untuk senantiasa berdakwah, meneruskan perjuangan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wa Sallam dan para keluarga serta sahabat beliau, menanamkan semangat untuk terus untuk mengumandangkan ayat Allah di telinga orang-orang kafir, menyampaikan ilmu dalam kebaikan, serta saling menasihati untuk menjauhi apa yang dilarang oleh Allah.

Kamu adalah sebaik-baik umat yang dilahirkan untuk manusia, kamu menyuruh (berbuat) yang ma’ruf dan mencegah yang munkar, kamu beriman kepada Allah; dan sekiranya Ahli Kitab itu beriman, niscaya akan lebih baik bagi mereka; diantara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS. : 110)

Bukankah janji Allah itu pasti?


Yogyakarta, 3 Desember 2013

Apriliani Astuti
Mahasiswa S1 Fakultas Kedokteran Gigi – UGM
Di tengah hiruk pikuk aktivitas perkuliahan dan hobi


Sumber Inspirasi :
Rakmanda, Andhika. 2011. Islam dan Pahlawan. Melalui cawankecil.blogspot.com, diakses pada tanggal 3 Januari





[1] Ridwan, Ahmad. 2013Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa FKG UGM. Wawancara. Selasa, 3 Desember 2013, 02:48 WIB.
[2] Badan Pusat Statistik Indonesia. 2010. Hasil Sensus Penduduk Indonesia. Melalui bps.go.id. Tanggal akses 2 Desember 2011
[3] Shiddiqin adalah orang-orang yang teguh pendiriannya
[4] Syuhada’ adalah orang-orang yang mati syahid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungan Saudara ke blog KAMMUS FKG UGM ini, semoga silaturahmi tetap terjaga
 
 
Blogger Templates