“I hate studying but I love learning. Learning is beautiful” – Natalie Portman
Kenapa pada kutipan diatas saya
mengambilnya dari Natalie Portman? Karena menurut saya kita bisa bisa mengambil
banyak hal dari kutipan tersebut. Apa bedanya study and learn? Bukankah keduanya
memiliki arti yang sama? Memang keduanya sama-sama memiliki arti yaitu belajar,
tetapi memiliki makna yang berbeda. Study lebih memiliki makna belajar secara
formal, seperti belajar di sekolah, belajar dengan guru. Namun learn memiliki
makna belajar yang lebih luas, dimana kita belajar bisa dari mana saja di
sekitar kita dalam kehidupan ini.
Islam sendiri telah mengajarkan
kita untuk terus menuntut ilmu. Jauh sebelum Natalie Portman mengucapkan
kata-kata tersebut. Ketika Al-qur’an pertama kali diturunkan melalui perantara
Rasulullah, Allah telah memerintahkan kita umat islam untuk Iqra (bacalah) yang
berarti belajar! Dalam salah satu hadist riwayat Ibnu Abdil Bari bahwa menuntut
ilmu hukumnya wajib bagi muslimin dan muslimat. Bahkan Allah begitu memuliakan
orang-orang yang berilmu hingga dinaikkan beberapa derajat.
“Allah mengangkat orang-orang
beriman diantara kamu dan juga orang-orang yang dikarunia ilmu pengetahuan
hingga beberapa derajat” (Al-Mujadalah:11)
Ataupun dalam hadist riwayat
muslimin “Rasulullah bersabda tentang keutamaan menuntut ilmu: Barang siapa
yang menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, Allah akan memudahkan baginya
jalan ke surga”.
Bukankah betapa mulianya orang
yang menuntut ilmu itu?
Namun, yang sangat menyedihkan
pada masa kini, banyak orang-orang yang tidak menyukai proses belajar itu
sendiri. Terlebih kaum muslimin pada jaman sekarang. Betapa hal itu sangat
disayangkan. Hal ini terlihat bahwa kini ilmu pengetahuan berporos pada kaum
kafir daripada kaum muslimin. Sangat berbeda jauh dengan keadaan dimasa lalu,
dimana pengetahuan dikuasai oleh islam.
Umar bin Khatab pernah berkata yang paling saya
takutkan atas umat ini ialah orang munafik yang berilmu. Tidakkah, ketakutan
itu kini terjadi sekarang? Mengapa hal itu bisa terjadi?
Karena kaum muslimin jaman
sekarang terlarut dengan kesenangan sesaat dan lupa akan menuntut ilmu, bahkan
mereka benci menuntut ilmu. Kita menganggap menuntut ilmu adalah sesuatu hal
yang membosankan dan tidak menyenangkan sehingga kita tidak menikmati proses
belajar tersebut. Padahal ketika menikmati proses belajar, belajar itu seperti
bermain. Kita pun akan tergila-gila dengan ilmu. Bahkan seteguk ilmu yang kita
minum, akan meliharkan dahaga atas ilmu yang baru lagi. Kita tidak akan pernah
merasa terpuaskan. Keingintahuan yang tinggi turut berperan daam meningkatkan
rasa haus akan ilmu tersebut. Dan itulah dahaga paling indah yaitu dahaga
terhadap ilmu pengetahuan. (Dikutip dari salah satu buku ust. Rifa’I Rif’an)
Pernahkah kalian merasakan
keindahan dahaga tersebut? Jika belum, marilah bercermin… dan renungkan mengapa
kalian tidak menyukai proses belajar. Lalu mulai pahamilah apa makna sebenarnya
dari proses belajar tersebut. Bahwa proses belajar itu adalah sangat penting. Seseorang
yang terlahir tidak akan langsung pandai, karena ilmu bukan sesuatu yang
didapatkan secara genetik, melainkan sesuatu yang didapatkan melalui proses
belajar. Ali bin Abi Thalib pernah berkata, “Engkau tak dapat meraih ilmu
kecuali dengan enam hal, yaitu cerdas, selalu ingin tahu, tabah, punya bekal
dalam menuntut ilmu pengetahuan, bimbingan dari guru, dan alam waktu yang lama.”
Dan sebelum ilmu itu hilang dari
muka bumi, haruslah kalian terutama kaum muslimin yang melestarikannya. Mengapa
ilmu bisa hilang? Ya, tentu karena orang-orang yang memberi dan mengajarkan
ilmu telah meninggal, dan kita tidak mampu untuk meneruskannya. Maukah kalian
hidup dalam dunia kebodohan? Bukankah bencana paling buruk adalah dunia dalam
kebodohan? Terlebih jika, kaum musliminlah yang mengalami kebodohan tersebut.
Sebelum hal itu terjadi, marilah
tugas kita untuk menuntut ilmu dan mewariskannya kepada penerus kita. Dan sudah
tugas kita untuk memperjuangkan kembali islam sebagai poros dari ilmu
pengetahuan. Dimana dengan kaum muslimin sebagai poros ilmu pengetahuan,
insyaAllah ilmu pengetahuan dapat dipergunakan dengan baik sesuai dengan arahan
islam. Amin ya Rabbal Alamin. (Fi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar