KAJIAN RUTIN (KANTIN)
MASA MUDA UNTUK APA KAU HABISKAN?
Setelah liburan cukup panjang,
KANTIN (11/09) kembali hadir. Kali ini dengan tema dan pembicara yang cukup
fresh “Masa Muda, Untuk Apa Kau Habiskan?” bersama Mas Muhammad Fuadi, S.KG,
salah satu coass angkatan 2009.
Pada sore hari yang cerah, di
halaman rumput mushola Al-Ikhsan FKG UGM, Mas Fuad, panggilan akrabnya,
mengawali materinya dengan bercerita tentang salah satu sahabat rosulullah
yaitu Mus’ab bin Umair. Seorang anak dari keluarga terpandang dan kaya raya di
Mekkah yang rela menjual dunia demi mendapat ridho Allah Ta’ala. Mus’ab masuk
islam kala dakwah masih di lakukan sembunyi-sembunyi di rumah Arqam. Ketika ia
sudah memeluk islam, ia menyembunyikannya dari orang-orang di sekitarnya untuk
menghindari intimidasi hingga akhirnya salah seorang kafir mengetahui
keislamannya dan melaporkannya kepada keluarga Mus’ab. Merasa kecewa karena
anaknya meninggalkan agama nenek moyang mereka, ibu Mus’ab mengancam untuk
tidak makan dan minum sampai Mus’ab kembali memeluk agama nenek moyang mereka
tersebut. Tetapi ancaman itu tidak berpengaruh kepada Mus’ab. Akhirnya Mus’ab
pun di kucilkan dari masyarakat oleh keluarganya dan di siksa. Mus’ab yang
dulunya seorang yang hidup dengan kenikmatan dunia, kini datang ke majelis
dengan menggunakan baju seadanya. Ia pun kemudian menjadi salah satu sahabat
nabi yang diutus ke Madinah untuk menjadi Duta Islam disana.
Tidak cukup bercerita tentang Mus’ab
Bin Umair sebagai tokoh inspiratif bagi para pemuda islam, Mas Fuad juga
menceritakan tentang Imam Syafi’i yang bisa dikatakan menghabiskan hidupnya
untuk belajar. Imam Syafi’i yang sudah mendalami ilmu agama itu sejak kecil
tidak memiliki rasa cinta kepada dunia. Dan semakin banyak ia belajar, ia
menyadari betapa bodohnya ilmu yang ia miliki.
Usai menceritakan kedua tokoh
itu, Mas Fuad mulai membandingkannya dengan kondisi pemuda zaman sekarang yang
mengalami retardasi mental atau cacat mental. Banyak dari para pemuda yang jauh
lebih mencintai dunia dan seisinya daripada akhirat hingga jauh dari Allah swt.
Padahal tidak ada yang bisa menjamin berapa lama usia kita di dunia, tetapi
banyak yang menggunakan motto “masa muda untuk bersenang-senang” dan
sebagainya.
Jika kita berbicara tentang masa
muda. Masa yang paling ideal adalah fase ketika menjadi seorang mahasiswa.
Mahasiswa yang baik, aktif dan produktif harusnya tidak memiliki sikap apatis
dan pasif. Namun sayang, pada masa kini semua justru berkebalikan. Penyebabnya
ada banyak, seperti contohnya sistem yang menekan mahasiswa untuk segera lulus
kuliah, selain itu pemikiran ‘ingin cepat balik modal karena biaya perkuliahan
yang tinggi’ yang sering menjadi orientasi mahasiswa-mahasiswa fakultas
kesehatan khususnya kedokteran gigi.
Nah, lantas untuk mengatasi
lingkungan seperti itu dan memanfaatkan masa muda dengan sebaik mungkin
bagaimana caranya? Ada beberapa cara yang dipaparkan oleh Mas Fuad, antara lain
:
1. Hilangkan
rasa sombong dan mulai berorientasi sosial. Karena pada dasarnya, mahasiswa adalah
tombak dari sebuah kemajuan.
2. Koreksi
ibadah. Jika kita ingin memanfaatkan masa muda kita dengan sebaik mungkin,
tentu tidak luput dari memperbanyak ibadah kita kepada Allah, giat mempelajari
ilmu agama dan mengamalkannya.
3. Selalu
mempunyai cita-cita, motto, dan prinsip. Karena pada dasarnya dengan memiliki
cita-cita, motto, dan prinsip, kita akan tahu akan kemana tujuan kita, jalan
apa yang kita pilih untuk mencapai tujuan itu, dan bagaimana kita melewati
jalan tersebut.
Mas Fuad kembali mengingatkan,
bahwa jangan pernah menyia-nyiakan masa muda kita. Karena kelak diakhirat akan
ada lima perkara yang harus dipertanggung jawabkan, yaitu umurnya, masa
mudanya, didapatkan darimana hartanya, digunakan untuk apa hartanya, serta ilmu
yang dimiliki. Karena itu, jangan pernah menganggap masa muda sebagai hal yang
sepele dan jangan pernah menyia-nyiakan masa muda. Masa muda tidak akan datang
dua kali.
Ketika diskusi, ada salah seorang
peserta yang bertanya tentang masalah yang biasa dimiliki oleh seorang pemuda,
yaitu semangat dan keimanan yang naik turun. Lantas ia bertanya bagaimana harus
menyikapi situasi yang demikian itu. Mas Fuad pun menjawab. “Ketika kita masih
muda, kita jelas memiliki tenaga, tetapi masalahnya adalah banyak pemuda yang
tidak memiliki semangat. Dan untuk menjaga semangat itu, ada beberapa hal yang
bisa kita lakukan seperti tempelkan motivasimu di dinding-dinding kamarmu, atau
diatap tempat tidurmu, jadi ketika kamu ingin bermalas-malasan, kamu akan
membaca itu dan semangatmu akan kembali. Begitupun dengan cita-cita. Tuliskan cita-citamu
ditempat yang bisa kau liat dan setiap kali satu cita-citamu tercapai, coret
cita-cita tersebut dan tuliskan cita-citamu yang selanjutnya.”
“Untuk mempertahankan semangat,
juga kita butuh dukungan dari lingkungan salah satunya dengan carilah
teman-teman yang kondusif yang akan selalu saling mengingatkan. Yang keempat,
adalah perbanyak membaca dan yang kelima adalah jangan pernah melalaikan ibadah
karena ibadah terutama sholat adalah cara kita untuk berkomunikasi dengan
Allah. InsyaAllah, dengan itu semangat di masa muda kita akan terjaga, dan masa
muda kita tidak akan sia-sia”
Kala sore itu, semoga Nasihat Mas
Fuad dapat tersampaikan dan diterapkan oleh para peserta yang hadir. Aamiin ya
Rabbal ‘alamiin.